Dari sini musuh-musuh Islam mengkhawatirkan bahaya Islam yang terus merangkak menuju mereka, yang mereka namakan sebagai 'bahaya hijau,' sekaligus mereka jadikan sebagai musuh baru, sebagai ganti 'bahaya merah' yang telah lenyap bersamaan dengan lenyapnya komunisme dari daratan Eropa. Akan tetapi musuh-musuh Islam yang betul-betul sadar, percaya bahwa bahaya Islam hanyalah khayalan belaka dan bukan kenyataan.
Arus pemikiran yang moderat ini mesti menghadapi orang-orang seperti itu dan menyingkapkan kepalsuan mereka, serta mau melakukan dialog dengan orang-orang yang moderat dari kalangan mereka.
Di samping itu, arus pemikiran ini selayaknya juga menghadapi anak-anak mereka sendiri dan para mahasiswa yang ada di dalam negeri Islam, dan juga orang-orang yang mengaku sebagai orang Islam tetapi mereka memusuhi proyek peradaban Islam dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki. Mereka berdiri pada barisan musuh umat dan agamanya. Mereka adalah orang yang disifatkan oleh Rasulullah saw yang mulia dalam hadits Hudzaifah yang disepakati ke-shahih-annya bahwa mereka adalah:
"Para penganjur kepada pintu-pintu neraka Jahanam. Barangsiapa menyambut ajakan mereka, mereka akan dilemparkan ke dalamnya." Kemudian para sahabat berkata, "Tunjukkan sifat-sifat mereka kepada kami wahai Rasulullah." Beliau kemudian bersabda, "Mereka berkulit seperti kita, dan berbicara dengan bahasa kita." Muttafaq 'Alaih dari Hudzaifah, al-Lu'lu' wal-Marjan.
Oleh sebab itu, adalah penting bagi kita untuk memerangi orang-orang yang merusak pemikiran umat, menyesatkan mereka dari hakikat dan identitas yang asli (fitrah Islam). Mereka meletakkan racun berbisa dalam madu yang manis, dan dalam lemak yang lezat; berupa bahan bacaan (majalah, tabloid dsb.), atau audio-visual (berupa musik dan tontonan-tontonan yang menjijikkan). Media-media seperti itu menghancurkan moral anak-anak kita, sebagaimana penyakit AIDS yang begitu dahsyat membunuh manusia.
Sesungguhnya saudara-saudara kita yang ter-Barat-kan (Westernized) membawa pemikiran para penjajah, setelah para penjajah itu sendiri mencabut tongkatnya dan meninggalkan tanah air kita. Merekalah yang membawa kembali konsep-konsep Orientalis dan Salibis, yang kebanyakan tidak bekerja dengan tulus untuk kemajuan peradaban kita pada hari ini. Kalaupun ada yang betul-betul tulus hatinya, mereka tidak mempunyai perangkat yang baik untuk memahami peradaban kita, sumber-sumber dan warisan yang diberikan olehnya. perangkat yang paling penting adalah bahasa dan cita rasa terhadap bahasa tersebut.
Pertarungan kita yang hakiki adalah pertarungan kita melawan "para ekstrimis" yang sebenarnya. Mereka terdiri atas para pengikut sekularisme dan sisa-sisa Marxisme. Pada hari ini mereka menggunakan baju liberalisme Barat, yang mempertajam senjata pena mereka untuk memerangi Kebangkitan Islam, dan kebangkitan barunya; mengacaukan da'wahnya; menghalangi para dainya; dan menciptakan istilah-istilah baru untuk menjauhkan umat dari agamanya (Islam); seperti: Islam politik, atau fundamentalisme. Mereka juga menciptakan perpecahan dan pertempuran berdarah antara rakyat dan pemerintahan Islam yang sedang berkuasa, untuk melemahkan kekuatan negara. Pertempuran itu tidak pernah berhenti, karena bila satu pertempuran selesai, maka muncul pertempuran lainnya dengan bentuk yang baru dan lebih dahsyat.
Sesungguhnya usaha untuk mengalihkan pertarungan dari jalur itu, dan upaya untuk menciptakan musuh-musuh yang berasal dari kalangan aktivis Islam itu sendiri, yang berselisih pendapat dengan sebagian orang dalam masalah-masalah cabang di dalam fiqh, ataupun cabang di dalam aqidah, ataupun dalam memberikan prioritas amalan, atau dalam masalah-masalah kecil lainnya, merupakan satu kelalaian besar akan hakikat musuh yang mengintai dari semua arah. Musuh-musuh ini menginginkan agar umat Islam saling membunuh antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Mereka hanya ingin menonton pertarungan itu dari jauh, kemudian di akhir pertarungan mereka memberikan pukulan yang mematikan terhadap semua kelompok yang sedang bertarung itu. Kalau ada di antara para da'i Muslim yang melakukan hal itu, maka ini adalah musibah yang sangat besar. Karena sesungguhnya ketidaktahuan terhadap masalah seperti itu dianggap sangat membahayakan. Dan siapa yang melakukannya padahal dia mengetahui masalah yang sebenarnya, sungguh merupakan musibah yang lebih besar, yang sudah barang tentu bahayanya juga jauh lebih besar. Sebab, ia dapat dianggap sebagai satu bentuk pengkhianatan terhadap Islam, umat, dan kebangkitan.
Salah seorang penyair berkata,
"Kalau kamu tidak mengetahui bahwa kamu sedang diadu domba maka itu adalah suatu musibah. Tetapi bila kamu mengetahuinya, maka musibahnya lebih dahsyat."