"... Maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun." (ar-Rum: 29)
Siapa yang mendapatkan bimbingan dari Allah dan dipelihara oleh-Nya, sehingga dia dapat melihat hal itu dengan jelas, dan melakukan amalannya sesuai dengan pandangannya itu, maka dia akan mendapatkan keberuntungan. Akan tetapi, jumlah orang seperti ini tidak banyak. Salah seorang penyair mengatakan:
"Kami menghitung jumlah mereka sangat sedikit. Tetapi ternyata jumlah mereka lebih sedikit daripada yang sedikit itu."
Demikian pula orang-orang yang melakukan ijtihad dalam hukum agama. Ada orang yang diberi bimbingan oleh Allah SWT dan dipelihara dari kesalahan, karena dia mendapatkan petunjuk yang jelas dari-Nya, sehingga dapat melakukan yang benar. Oleh karena itu, dia mendapatkan pahala atas niatnya dan kebenaran yang dilakukannya. Sebaliknya, ada orang yang melakukan kesalahan dalam melakukan ijtihad itu, maka dia hanya mendapatkan pahala atas niat dan ijtihad yang dilakukannya; sedangkan kesalahannya dimaafkan. Dan yang lebih besar dari kesalahan itu ialah hal-hal yang berkaitan dengan usul fiqh.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kemampuan untuk memilih sesuatu yang lebih besar kemaslahatannya, dan menolak sesuatu yang lebih besar kejelekannya sudah diberikan oleh Allah dalam diri manusia, sebagaimana yang telah kami sebutkan di dalam kitab ini. Kalau Anda memberikan pilihan kepada seorang anak kecil antara dua makanan yang lezat dan lebih lezat, maka dia akan memilih yang lebih lezat. Kalau dia diberi pilihan untuk memilih yang baik dan yang lebih baik, maka dia akan memilih yang lebih baik. Kalau dia diberi pilihan untuk memilih uang kertas dan uang dirham, maka dia akan memilih uang dirham. Kalau dia disuruh memilih antara uang dirham dan dinar, maka dia akan memilih dinar. Tidak akan ada orang yang mendahulukan yang baik atas yang lebih baik kecuali orang yang tidak tahu kelebihan yang lebih baik itu, atau orang yang berpura-pura tidak melihat perbedaan antara dua tingkatan tersebut.
Qawa'id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, 1:5-7. 2 3
Adapun kemaslahatan dan kemudharatan masalah akhirat hanya dapat diketahui melalui dalil-dalil naqli.
Kemaslahatan dan kerusakan dunia dan akhirat berada pada tingkat yang berbeda. Ada yang berada di atasnya dan ada pula yang di bawahnya. Namun ada pula yang sama tingkatannya. Kemaslahatan dan kerusakan ini terbagi lagi menjadi hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang tidak disepakati.
Setiap persoalan yang diperintahkan kepada kita untuk kita lakukan merupakan persoalan yang mengandung kemaslahatan bagi dunia dan akhirat, atau salah satu di antara kedua hal itu. Dan setiap yang dilarang pasti mengandung kerusakan bagi dunia dan akhirat, atau kerusakan pada salah satu di antara keduanya. Perbuatan yang menghasilkan kemaslahatan yang paling baik merupakan amalan yang paling mulia, sedangkan perbuatan yang menghasilkan kerusakan yang paling buruk merupakan amalan yang paling hina. Tidak ada kebahagiaan yang lebih baik daripada makrifat, iman, dan taat kepada Allah SWT; dan tidak ada kesengsaraan yang lebih buruk daripada kebodohan terhadap ajaran agama, kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.
Pahala yang diterima di akhirat kelak juga berbeda menurut tingkatan kemaslahatannya. Dan siksa yang akan diberikan di akhirat juga akan dilihat menurut tingkat kerusakan yang dilakukan. Sebagian besar tujuan ajaran yang terdapat di dalam al-Qur'an al-Karim ialah menyuruh kita mengambil kemaslahatan dengan segala hal yang berkaitan dengannya, dan mencegah kita untuk melakukan kerusakan dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Tidak ada penisbatan kemaslahatan dan kerusakan di dunia terhadap kemaslahatan dan kerusakan di akhirat. Karena sesungguhnya kemaslahatan di akhirat kelak pahalanya ialah surga yang abadi dan keridhaan Allah, dengan memandang keharibaan-Nya. Betapa nikmatnya kenikmatan yang abadi ini. Sedangkan kerusakan di akhirat balasannya ialah neraka yang abadi dan kemurkaan Allah, dengan tidak berkesempatan memandang keharibaan-Nya. Betapa sengsaranya siksa yang pedih dan abadi ini.
Kemaslahatan itu ada tiga macam: kemaslahatan yang mubah, kemaslahatan yang sunat, dan kemaslahatan yang wajib.
Sedangkan kerusakan itu ada dua macam: kerusakan yang makruh, dan kerusakan yang haram.
Cara Mengetahui Kebaikan Dan Kerusakan Di Dunia Dan Di Akhirat
KEBAIKAN dan kerusakan di dunia dan di akhirat hanya dapat diketahui melalui syari'ah agama. Jika ada hal-hal yang masih belum diketahui, maka harus dicari dari dalil-dalil agama; yaitu dari al-Qur'an al-Karim, Sunnah Rasulullah saw, ijma', qiyas yang benar dengan cara pengambilan dalil yang sahih. Sedangkan kemaslahatan dunia dan hal-hal yang berkaitan dengannya dapat diketahui dengan kepentingan, pengalaman, kebiasaan, dan dugaan yang benar. Jika ada sesuatu yang masih belum diketahui maka harus dicari dalilnya.