Polly po-cket

Mereka berhujjah bahwa amalan orang yang beribadah hanya kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan amalan orang yang bermanfaat menjalar kepada orang lain. Manakah kedua jenis orang ini yang lebih utama?

Mereka berkata, "Oleh karena itulah orang alim lebih utama daripada orang yang ahli ibadah, sebagaimana kelebihan bulan purnama atas bintang gemintang yang lain." Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Darda, yang diriwayatkan oleh Ahmad dan para penulis kitab Sunan, dan Ibn Hibban, sebagai yang tertulis dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir (6297)

Mereka berkata bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abu Thalib r.a.
"Sungguh bila engkau dapat memberikan petunjuk Allah kepada satu orang, maka hal itu lebih baik daripada melimpahnya berbagai nikmat kepada dirimu." Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ali bin Abu Thalib.

Pemberian keutamaan seperti ini ialah karena adanya manfaat yang dapat dirasakan oleh orang lain. Di samping itu, ada argumentasi lain, berupa sabda Rasulullah saw,
"Barangsiapa mengajak orang kepada suatu petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikat, petunjuknya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya." Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim. dan para penyusun kitab sunan dari Abu Hurairah r.a. (Shahih al-Jami' as-Shaghir, 6234)

Mereka juga berargumentasi dengan sabda Rasulullah saw,
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Umamah secara marfu': "Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, dan penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang berada di dalam lubangnya, dan ikan hiu yang ada di lautan memanjatkan shalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." Dia berkata bahwa hadits ini adalah hasan shahih gharib (2686); dan diriwayatkan oleh Thabrani sebagaimana disebutkan dalam al-Majma', (1:124).

"Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampunan kepada Allah oleh semua penghuni langit dan bumi, sampai ikan hiu yang ada di lautan dan semut yang berada di lubangnya." Merupakan bagian dari hadits Abu Darda, di atas, dengan sedikit perbedaan dalam redaksinya.

Merekajuga mengemukakan argumentasi bahwa sesungguhnya para nabi diutus ke dunia ini untuk menyampaikan kebaikan kepada makhluk-Nya dan memberikan petunjuk Allah kepada mereka, agar kehidupan dunia dan akhirat mereka betul-betul bermanfaat. Para nabi itu tidak diutus untuk menyampaikan agar manusia berkhalwat (menyendiri) dan memisahkan diri dari keramaian manusia, agar mereka hidup seperti pendeta. Oleh karena itu Nabi saw tidak begitu suka terhadap orang yang memperuntukkan seluruh waktunya untuk beribadah dan meninggalkan pergaulan dengan manusia. Mereka melihat bahwa berpisah untuk melaksanakan urusan Allah, dan memberikan perkhidmatan kepada hamba-Nya dan melakukan kebajikan untuk mereka adalah lebih utama daripada perkumpulan mereka.

Keempat, ialah kelompok yang mengatakan bahwa ibadah yang paling utama ialah bekerja untuk memperoleh keridhaan Tuhan setiap waktu, dengan melihat keperluan yang mendesak pada waktu itu. Oleh sebab itu, ibadah yang paling utama pada waktu perjuangan adalah berjuang, walaupun dia harus meninggalkan wirid, shalat malam dan puasa sunat; dan bahkan menunda shalat fardhu, kalau keadaan tidak aman.

Yang paling utama, menurut mereka, kalau kita kedatangan seorang tamu, maka kita harus menghormatinya, dan menyibukkan diri dalam menyambutnya walaupun kita harus meninggalkan wirid yang sunat. Begitu pula dalam memberikan layanan terhadap istri dan keluarga.
Ibadah yang paling utama pada waktu sahur ialah shalat dan membaca al-Qur'an, berdo,a, berdzikir, dan beristighfar.

Ibadah yang paling utama ketika kita mengajar murid-murid dan mengajar orang yang bodoh ialah betul-betul mengajar dan memusatkan pikiran kepada tugas yang kita emban itu.

Ibadah yang paling utama pada waktu adzan ialah meninggalkan wirid, dan segera menyambut seruan muadzin.

Ibadah yang paling utama pada waktu shalat fardhu yang lima ialah bersungguh-sungguh melaksanakannya sesempurna mungkin, dan segera melaksanakannya pada awal waktunya. Keluar menuju masjid, dan semakin jauh tempatnya maka semakin utama.

Kalau pada suatu waktu tenaga kita sangat diperlukan dan juga harta benda kita, maka kita harus mempersiapkan pemberian bantuan itu, dan lebih mendahulukan pekerjaan ini daripada membaca wirid dan berkhalwat.

Next>>


Back
up