Diriwayatkan dari 'Aisyah r.a. bahwa sesungguhnya Nabi saw masuk ke rumahnya, pada saat itu 'Aisyah sedang bersama dengan seorang perempuan. Nabi saw bertanya, "Siapakah wanita ini?" Aisyah menjawab, "Fulanah yang sangat terkenal dengan shalatnya (yakni sesungguhnya dia banyak sekali melakukan shalat)." Nabi saw bersabda, "Aduh, lakukanlah apa yang kamu mampu melakukannya. Demi Allah, Allah SWT tidak bosan sehingga kamu sendiri yang bosan."
'Aisyah berkata, "Amalan agama yang paling dicintai olehnya ialah yang senantiasa dilakukan oleh pelakunya."Muttafaq 'Alaih, ibid., (449)
Perkataan "aduh" dalam hadits tersebut menunjukkan keberatan beliau atas beban berat dalam beribadah, dan membebani diri di luar batas kemampuannya. Yang beliau inginkan ialah amalan yang sedikit tapi terus-menerus dilakukan. Melakukan ketaatan secara terus-menerus sehingga banyak berkah yang diperoleh akan berbeda dengan amalan yang banyak tetapi memberatkan. Dan boleh jadi, amalan yang sedikit tapi langgeng akan tumbuh sehingga mengalahkan amalan yang banyak yang dilakukan dalam satu waktu. Sehingga terdapat satu peribahasa yang sangat terkenal di kalangan masyarakat, "Sesungguhnya sesuatu yang sedikit tapi terus berlangsung adalah lebih baik daripada amalan yang banyak tetapi terputus."
Itulah yang membuat Nabi saw memperingatkan orang-orang yang terlalu berlebihan dalam menjalankan agamanya dan sangat kaku; karena sesungguhnya Nabi saw khawatir bahwa orang itu akan bosan dan kekuatannya menjadi lemah, sebab pada umumnya begitulah kelemahan yang terdapat pada diri manusia. Dia akan putus di tengah jalan. Ia menjadi orang yang tidak jalan dan juga tidak berhenti.
Oleh karena itu, Rasulullah saw bersabda,
"Hendaklah kamu melakukan amalan yang mampu kamu lakukan, karena sesungguhnya Allah SWT tidak bosan sehingga kamu menjadi bosan sendiri."Muttafaq 'Alaih, yang juga diriwayatkan dari 'Aisyah: Shahih al-Jami' as-Shaghir (4085)
Beliau saw juga bersabda,
"Ikutilah petunjuk yang sederhana (tengah-tengah) karena orang yang kaku dan keras menjalankan agama ini akan dikalahkan olehnya."Diriwayatkan oleh Ahmad, Hakim, dan Baihaqi dari Buraidah, ibid., (4086).
Sebab wurud hadits ini adalah seperti apa yang diriwayatkan oleh Buraidah yang berkata, "Pada suatu hari aku keluar untuk suatu keperluan, dan kebetulan pada saat itu aku berjalan bersama-sama dengan Nabi saw . Dia menggandeng tangan saya, kemudian kami bersama-sama pergi. Kemudian di depan kami ada seorang lelaki yang memperpanjang ruku' dan sujudnya. Maka Nabi saw bersabda, Apakah kamu melihat bahwa orang itu melakukan riya'?, Akuu berkata, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.' Kemudian beliau melepaskan tanganku, dan membetulkan kedua tangan orang itu dan mengangkatnya sambil bersabda, 'Ikutilah petunjuk yang pertengahan...' Disebutkan oleh al-Haitsami dalam al-Majma', 1: 62 kemudian dia berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad dan orang-orang yang tsiqah."
Diriwayatkan dari Sahl bin Hunaif bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Janganlah kamu memperketat diri sendiri, karena orang-orang sebelum kamu binasa karena mereka memperketat dan memberatkan diri mereka sendiri. Dan kamu masih dapat menemukan sisa-sisa mereka dalam biara-biara mereka." al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Awsath dan al-Kabir, di dalamnya ada Abdullah bin Shalih, juru tulis al-Laits, yang dianggap tsiqat oleh Jama'ah dan dilemahkan oleh yang lainnya. (Al-Majma', 1:62)